Catatan

Tunjukkan catatan dari 2014

Timbunan pekerja asing salah graduan muda?

Kebanjiran pekerja asing. Saya tidak bersetuju jika penyebab utamanya disandarkan kepada graduan muda yang  memilih pekerjaan. Kehidupan dan kos sara hidup yang tinggi mendesak rakyat tempatan untuk memilih. Gaji yang ditawarkan oleh pihak majikan untuk pekerjaan separuh mahir tidak mampu untuk memenuhi keperluan kehidupan rakyat tempatan yang perlu membayar kos Penempatan yg tinggi (we are not expecting our rakyat to live in overcrowded shared house like the immigrants, right? Dan takkan nk mengharap duduk dengan famili je. Kdg2 tmpat kerja jauh dari rumah famili), kos mobiliti yg semakin meningkat (kereta, petrol, public transport), potongan gaji yang pelbagai, bayaran balik pinjaman pendidikan, kos sosial (ziarah saudara mara,Kenduri kahwin yang tak henti2, jalan2 dgn keluarga - pekerja asing mmpu tuk hidup di Malaysia bekerja lebih masa sebab kehidupan mereka di sini hnya diisi dengan kerja semata2.). Well, I've once worked at a place that you would not expect a uni graduate

Sometimes..

Sometimes we could know a lot of good deeds, But never try to act them out, Or even worse, we never even realized that we didn't practice that good deeds we promoted to others. The situation could be the same as a smoker who told others not to smoke. What the...? But it is not limited to just that.,OK? However, when someone advises on our wrong behaviour, our inconsistency in practicing things vs. the values that we already know, how would we react to it? Yes, I didn't use the word "should react" because we might already know the "theory " of a good reaction one should do, but to what extent would we work it out? Well, just something to ponder together coz I've just received a "slap" right in front of my face on something that I shouldn't have done,but due to my usual routine, I somehow forget that i should have done it another way. Ok, let's stop here before rain starts pouring inside my room, or I might told everyone in the wor

Jangan ditanya di mana mereka!

Imej
Sedih bila baca artikel nukilan Zaid Ibrahim ni. Betapa berusahanya seorang malay muslim ni 'memberi semangat' secara terbuka agar other malay muslim yang lain untuk bersama-samanya membantah hudud. http://www.themalaysianinsider.com/sideviews/article/where-are-you-zaid-ibrahim This is just an example of how people is afraid to face the consequences of their sin, Tak nak bertaubat dan berusaha untuk berubah untuk kebaikan, maka diajaknya orang lain untuk bersama-sama berbuat keburukan (macam makhluk apa itu, ya?). Those friend of yours mungkin taknak speak up sebab deep inside their heart, they knew that they are wrong, and they are willing to repent and won't repeat the same sin. Kalau kau tak sokong, then shut your mouth la. Don't influence others. Oh, hidup memang tak best kalau takde geng, kan? Sedih jugak sebab this guy sangat banyak kenalan yang *tak baik*. Ia hanya menggambarkan keperibadian dirinya sendiri (kan orang kata nak tengok peribadi seseor

Hati Besar Hati Kecil

Hati yg besar ingin memaafkan, hati yang kecil ingin berdendam. Hati yg besar ingin melebihkan orang lain , namun hati yang kecil ingin mementingkan diri dari orang lain. Hati yang besar ingin menderma ke arah kebaikan, namun hati yang kecil ingin menyimpan, dek takut duit yang ada akan kehabisan. Hati yang besar ingin memacu kejayaan, tapi hati kecil hanya ingin bermalas-malasan. Hati besar ingin menuju ketaqwaan, namun hati kecil masih mencintai urusan keduniaan. Lantas hati manakah yang ingin kau turutkan? Hati besarmu itukah atau hati kecilmu? Hati besar hati kecil, luahan hati setelah membaca nukilan Ust.Pahrol Juoi, "Di Mana DIA di Hatiku?"

Kerna tiada cinta sehebat cinta-Nya...

Imej
Sila ke website ehati.com seperti digambar utk mengalami transformasi hati ~

Anecdotes...

"Kenapa anda masih kekal dalam tarbiyah?" Waktu sesi pembentangan, giliranku, tidak mampu kuperincikan dengan keterbatasan waktu yang diberikan. Mulut bukannya terkunci tapi terbelit lidahku , menyatakan yang di permukaan sahaja. Biarlah aku sambung ceritaku di sini. (numbering does not represent the importance / order of the event) # "Hawa kan dah besar, takkan la nak manja lagi," straight-forward, face-2-face. Dari ukhti senior, bukan naqibahku, tapi dia ukhti yang sering kudampingi ketika keberadaanku melancong ke tempatnya. Betapa sepanjang permulaan perkenalan dengannya, aku dilayan dengan sangat mesra, namun bila perhatian yang sama cuba didampa beberapa lama kemudiannya, jawapan di atas yang diberi. Tertampar muka. Lama kufikirkan maksudnya. Semoga benarlah tafsiran dan langkah seterusnya yang telah kuambil. # warkah cinta dari ukhti senior, lain negeri, yang tidak kufikir bahawa dia akan memikirkan tentang diriku. Malah pertemuan kami hanya beberapa kali